Oleh : Sugiono (P2 SMTP-LIPI)
Beberapa kenangan dg Pak Herudi:
1. Saat sekitar 1983-1984, saya sebagai seorang peneliti yunior. Suatu hari saya ditelpon P Herudi, "Giono... kamu bisa datang ke tempat saya sekarang?", begitu kira-kira beliau memulai pembicaraan via telpon, sekitar tahun 1983-84 di LIN (sebelum menjadi Puslitbang KIM) di Puspiptek Serpong.
Maka datanglah saya ke ruangan dan beliau menyapanya, "Eh gimana kamu?". "Baik, pak!", balas saya waktu itu.
Beliau melanjutkan bahwa sebuah ruang di pojok di KIM-2 di lantai 2 yang dekat kantin itu relatif kosong dan telah dijadikan musholla, namun tidak ada tempat wudhu yang representatif. Yang mau shalat, ya... ambil wudhu di wastafel atau di kran kamar mandi atau wc.
Kemudian beliau memerintahkan kepada saya: "Tolong, kamu hubungi (pak) Mamat agar dia bersama-sama kamu untuk merencanakan dan menetapkan tempat wudhu, dan bilang sama (pak) Mamat agar segera dibuatkan", begitulah kira-kira.
Dan, benar... Pak Mamat dan crew-nya membuat tempat wudhu tsb yg dimanfaatkan sampai sekarang. Mdh2an itu menjadi amal jariahnya yang tidak putus sampai hari kiyamat. (berlinang air mata saya saat menulis ini dan mengenangnya).
2. Saat saya diketahui ikut berpartisipasi membuat alat peraga IPTEK, waktu itu saya masih di KIM, saya diminta datang ke PP-IPTEK TMII untuk mempresentasikan tentang pemikiran saya dalam hal ENTRANCE ROOM (entrance corridor) pengunjung PP-IPTEK. Walaupun sampai terakhir, tampaknya ide saya belum dpt diterima, dengan alasan terlalu "dangkal", perlu pendalaman lebih lanjut. Yah, gak apa-apa.
3. Ketika saya sudah di Pustan-LIPI (setelah 1998), beliau menghubungi saya dari BSN bahwa ketika mengusulkan saya ke salah satu jabatan eselon II di Ristek, manajemen LIPI keberatan. Ya... bagi saya harus kembali kepada AlQur-an yang salah satu ayatnya adalah 26 di Surat Ali Imran yang artinya: "Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.' "
4. Adalah pada tanggal 9 Maret 2008, saat hari Ahad, 1 pekan sebelum beliau menghadap Allah SWT., ada pernikahan antara anak P Dadang Mulya Saleh (ayah pengantin pria) dgn anak P Supirman alm. (pengantin perempuan) [P Supirman ini pernah menjadi driver Pak Herudi alm] di Cadasmapar, Serpong, Tangerang (dekat PUSPIPTEK). Saya datang ke undangan tsb. dan saat mau duduk, di situ sedang duduk P Herudi (alm) dan isterinya. Saya sapa beliau dan menyapa balik. "Kamu masih sama-sama Bu Fat?", kata beliau membuka komunikasi. "Benar, Pak", jawab saya. "Di pengujian?", tanya beliau. "Bukan, pak! Saya di Sistem Mutu di bawah Pak Djoko Agustono", sambut saya.
"Berapa PNBP tempat kamu?". Saya menjawab orde .... juta, kebetulan saya jadi Ketua PME ( ~2007) jadi tahu angka-angka itu [tapi tdk perlu saya tuliskan di sini bukan?]. "DIPA-nya berapa?", kata beliau lagi. "Yah... orde ....", jawab saya lagi.
Beliau melanjutkan, "Ko' kecil sekali, ya? PP Iptek itu PNBP-nya ... dan DIPA-nya ...." (beliau menyebutkan angka, yang nilainya beberapa kali dari yang "punya" kami).
Beliau mengakhiri pembicaraan dengan meminta sesuatu "Tolong deh, kasih tahu (bu) Fat, saya pengin ketemu."
Kejadian itu kira-kira pukul 12.30 wib. Kemudian beliau beserta isteri meninggalkan tempat perhelatan tersebut.
Hari Seninnya saya ke Bu Fat melaporkan permintaan pa Herudi. Kawan-2 P2MTP telah berniat utk ketemu beliau pada Rabu, 12 Maret 2008 di P2SMTP, namun hari itu beliau ada acara (saya dengar katanya hearing DPR) dan direncanakan digeser minggu depannya. Namun, beliau meninggalkan kita pada hari Ahad 16 Maret 2008.
5. Saat melayat ke rumah beliau, ternyata buah tangan saya, sebuah kerajinan tangan berupa tulisan "HERUDI K" ketika saya dikirim beliau untuk kursus di Amerika Serikat tahun 1982, dipasang di bagian dalam jendela ruang tamu rumah beliau di PUSPIPTEK.
Apa yang ingin saya sampaikan adalah bahwa benar beliau sangat-sangat-sangat CARE, sekali lagi sangat PEDULI dengan orang-orang kecil seperti saya, sangat menghargai karya sekecil apapun, yang ... no body care at the level of Pak Herudi.
Allah tidak tidur, Allah melihat apa yang kita perbuat dan apa yang tidak kita perbuat.
Selamat jalan Pak Herudi. Setiap manusia ada sisi positif dan sisi negatif. Semoga Allah memaafkan beliau dan memasukkannya ke dalam surgaNya dan dijauhkan dari NerakaNya.