Wednesday, April 23, 2008

Pak HERUDI: ORANG YG SANGAT BERSAHAJA, NAMUN PEMIKIRANNYA JAUH KE DEPAN . . .

Oleh : Sugiono (P2 SMTP-LIPI)

Beberapa kenangan dg Pak Herudi:
1. Saat sekitar 1983-1984, saya sebagai seorang peneliti yunior. Suatu hari saya ditelpon P Herudi, "Giono... kamu bisa datang ke tempat saya sekarang?", begitu kira-kira beliau memulai pembicaraan via telpon, sekitar tahun 1983-84 di LIN (sebelum menjadi Puslitbang KIM) di Puspiptek Serpong.
Maka datanglah saya ke ruangan dan beliau menyapanya, "Eh gimana kamu?". "Baik, pak!", balas saya waktu itu.
Beliau melanjutkan bahwa sebuah ruang di pojok di KIM-2 di lantai 2 yang dekat kantin itu relatif kosong dan telah dijadikan musholla, namun tidak ada tempat wudhu yang representatif. Yang mau shalat, ya... ambil wudhu di wastafel atau di kran kamar mandi atau wc.
Kemudian beliau memerintahkan kepada saya: "Tolong, kamu hubungi (pak) Mamat agar dia bersama-sama kamu untuk merencanakan dan menetapkan tempat wudhu, dan bilang sama (pak) Mamat agar segera dibuatkan", begitulah kira-kira.
Dan, benar... Pak Mamat dan crew-nya membuat tempat wudhu tsb yg dimanfaatkan sampai sekarang. Mdh2an itu menjadi amal jariahnya yang tidak putus sampai hari kiyamat. (berlinang air mata saya saat menulis ini dan mengenangnya).

2. Saat saya diketahui ikut berpartisipasi membuat alat peraga IPTEK, waktu itu saya masih di KIM, saya diminta datang ke PP-IPTEK TMII untuk mempresentasikan tentang pemikiran saya dalam hal ENTRANCE ROOM (entrance corridor) pengunjung PP-IPTEK. Walaupun sampai terakhir, tampaknya ide saya belum dpt diterima, dengan alasan terlalu "dangkal", perlu pendalaman lebih lanjut. Yah, gak apa-apa.

3. Ketika saya sudah di Pustan-LIPI (setelah 1998), beliau menghubungi saya dari BSN bahwa ketika mengusulkan saya ke salah satu jabatan eselon II di Ristek, manajemen LIPI keberatan. Ya... bagi saya harus kembali kepada AlQur-an yang salah satu ayatnya adalah 26 di Surat Ali Imran yang artinya: "Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.' "

4. Adalah pada tanggal 9 Maret 2008, saat hari Ahad, 1 pekan sebelum beliau menghadap Allah SWT., ada pernikahan antara anak P Dadang Mulya Saleh (ayah pengantin pria) dgn anak P Supirman alm. (pengantin perempuan) [P Supirman ini pernah menjadi driver Pak Herudi alm] di Cadasmapar, Serpong, Tangerang (dekat PUSPIPTEK). Saya datang ke undangan tsb. dan saat mau duduk, di situ sedang duduk P Herudi (alm) dan isterinya. Saya sapa beliau dan menyapa balik. "Kamu masih sama-sama Bu Fat?", kata beliau membuka komunikasi. "Benar, Pak", jawab saya. "Di pengujian?", tanya beliau. "Bukan, pak! Saya di Sistem Mutu di bawah Pak Djoko Agustono", sambut saya.
"Berapa PNBP tempat kamu?". Saya menjawab orde .... juta, kebetulan saya jadi Ketua PME ( ~2007) jadi tahu angka-angka itu [tapi tdk perlu saya tuliskan di sini bukan?].
"DIPA-nya berapa?", kata beliau lagi. "Yah... orde ....", jawab saya lagi.
Beliau melanjutkan, "Ko' kecil sekali, ya? PP Iptek itu PNBP-nya ... dan DIPA-nya ...." (beliau menyebutkan angka, yang nilainya beberapa kali dari yang "punya" kami).
Beliau mengakhiri pembicaraan dengan meminta sesuatu "Tolong deh, kasih tahu (bu) Fat, saya pengin ketemu."
Kejadian itu kira-kira pukul 12.30 wib. Kemudian beliau beserta isteri meninggalkan tempat perhelatan tersebut.
Hari Seninnya saya ke Bu Fat melaporkan permintaan pa Herudi. Kawan-2 P2MTP telah berniat utk ketemu beliau pada Rabu, 12 Maret 2008 di P2SMTP, namun hari itu beliau ada acara (saya dengar katanya hearing DPR) dan direncanakan digeser minggu depannya. Namun, beliau meninggalkan kita pada hari Ahad 16 Maret 2008.

5. Saat melayat ke rumah beliau, ternyata buah tangan saya, sebuah kerajinan tangan berupa tulisan "HERUDI K" ketika saya dikirim beliau untuk kursus di Amerika Serikat tahun 1982, dipasang di bagian dalam jendela ruang tamu rumah beliau di PUSPIPTEK.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah bahwa benar beliau sangat-sangat-sangat CARE, sekali lagi sangat PEDULI dengan orang-orang kecil seperti saya, sangat menghargai karya sekecil apapun, yang ... no body care at the level of Pak Herudi.

Allah tidak tidur, Allah melihat apa yang kita perbuat dan apa yang tidak kita perbuat.

Selamat jalan Pak Herudi. Setiap manusia ada sisi positif dan sisi negatif. Semoga Allah memaafkan beliau dan memasukkannya ke dalam surgaNya dan dijauhkan dari NerakaNya.

. . . . SELAMAT JALAN BAPAKKU . . . !!!


Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun . . .

Tanggal 16 maret 2008, di hari minggu pagi yang cerah kira-kira pukul 8 pagi, saya mendapat kabar dari Pak Murti . . . Pak Herudi meninggal . . . terhentak sejenak, saya tanya ’kena apa?’ . . . jatuh bersama pesawatnya . . .!

. . . Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun . . . PAK HERUDI MENINGGAL DALAM KEBANGGAAN DAN KEBAHAGIAAN BELIAU. . . SELAMAT JALAN BAPAKKU . . .!

. . . sejenak kenangan saya jauh melayang ke belakang . . .

lebih dari 15 tahun, sejak tahun 1980 sampai beliau menduduki jabatan sebagai Deputi Bidang Pembinaan Sarana Ilmiah (BINSARIL) LIPI tahun 1986-1996, saya membantu beliau sebagai sekretaris beliau. Setelah lepas dari ’jabatan resmi’ sebagai sekretaris pun, saya masih sering diminta membantu beliau; dan yang terakhir saya diminta mengedit tulisan beliau untuk Buku Mengenang Pak Samaun”

Sekian lama bekerja membantu beliau, merasakan kesan yang sangat mendalam. Beliau mempercayakan masalah-masalah administratif tugas beliau, sepenuhnya kepada saya. Beliau mendidik banyak hal positif, antara lain untuk bekerja perfect, tanggung jawab; dan beliau sangat menghargai hasil kerja orang. Banyak hal yang membanggakan saya menjadi sekretaris beliau. Karena beliaulah saya dan rekan Agus Suryana berkesempatan ikut membantu Kelompok beliau dalam mengerjakan tugas kelompok pada saat SPATI di Istana Bogor.

Bagi saya, beliau bukan hanya seorang atasan di kantor, namun di luar kedinasan beliau sudah seperti Bapak terhadap anaknya. Sampai akhir hayatnya, apabila bertemu beliau selalu menanyakan perkembangan anak-anak saya, dan setahu saya demikian pula terhadap staf-staf terdekatnya beliau selalu menanyakan keluarganya.

Dilahirkan di Semarang, 17 Januari 1938, Pak Herudi, sosok yang sangat bersahaja, tidak memikirkan diri sendiri tetapi berfikir jauh ke depan memikirkan apa yang bisa beliau perbuat untuk kemajuan bangsa Indonesia tercinta ini.

Meniti karier dari bawah sebagai Kepala Bidang di LIN LIPI, kemudian menjadi Dir. LIN LIPI. Pd tahun 83an, saat Prof. Habibie membangun PUSPIPTEK di Serpong, dengan ’berani’ beliau ’bedol-desa’/memindahkan LIN LIPI dari bandung ke Serpong, sehingga berkembang menjadi Puslitbang KIM LIPI yang sekarang adalah Puslit KIM LIPI. Hal ini merupakan salah satu cita-cita beliau ’suatu lembaga Metrologi di PUSPIPTEK Serpong’.

Pak Herudi juga ’terpilih’ oleh Prof.Dr. Muhammadi Siswosoedarmo – Deputi Teknologi LIPI saat itu – untuk ’menyelamatkan’ Proyek Standardisasi yang saat itu sdg ’colaps’, sehingga berkembang menjadi Pusat Standardisasi, dimana Pusat ini sebagai sekretariat Dewan Standardisasi Nasional (DSN), yang kemudian melahirkan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Beliau menjabat sebagai Kepala BSN tahun 1997 – 2002.

Di saat beliau menjabat sebagai Deputi Binsaril, bersama Dr. Djali Ahimsa – Ka. BATAN saat itu – dan Dr. Kaligis dari IKIP, dll., beliau membentuk Panitia Persiapan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang awalnya telah dirintis oleh Bapak-Bapak di Humas LIPI. Kemudian lahirlah PP Iptek (Science Center Indonesia) bertempat di TMII. SC di TMII juga merupakan salah satu cita-cita besar Pak Herudi.

Disela-sela kesibukan Pak Herudi memikirkan hal-hal kedinasan, beliau mempunyai hobby olah raga, dari tennis, go-cart dan yang paling menonjol adalah hobby terbang. Dari Gantolle sampai ke Swayasa di bawah FASI (Federasi Aero Sport Indonesia). Swayasa, adalah OR merakit dan menerbangkan sendiri pesawatnya. Hoby inilah yang sangat ditekuni dan erat dengan keahlian beliau, seperti dikemukakan Bpk. Menristek pada sambutan pelepasan jenazah beliau. Beliau adalah salah satu pendiri Swayasa, dan pernah menjabat sebagai Ketua FASI-Swayasa (pertama dari Sipil).

Mr. Herudi Kartowisastro from Indonesia – nama yang sangat diperhitungkan di dunia ‘Standardisasi Internasional’ dan ‘Science Center Internasional’. . .

Disamping ketauladanan beliau kepada stafnya bagaimana bekerja yang baik, bagaimana menghargai orang lain, dan hal-hal positif lainnya, Pak Herudi juga sebagai seorang ’Bapak’ (baca: Ayah) bagiku. Beliau senantiasa menanyakan perkembangan keluarga, studi anak-anak, dll. Kehangatan Beliau sebagai seorang ’Bapak’ sangat saya rasakan.

Tg. 17 Januari 2008, saya telpon Beliau: ”Bapak, . . .Selamat Ulang Tahun, semoga Bapak selalu sehat dan sukses, selalu dalam lindungan Allah SWT”, seperti saya lakukan setiap ulang tahun Beliau; dan Pak Herudi menjawab: ” Hei ... Tut, terima kasih ya. Kamu gimana? Lama ya kita nggak ketemu... kita cari waktu deh makan-makan lagi sama anak-anak (maksudnya Sri dan Agus). Ternyata, Sri juga cerita bahwa hal yang sama dikatakan juga kepada Sri, saat Beliau mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Ayahanda Sri.

Saya ingat... sewaktu beliau menjabat sebagai Deputi Binsaril di LIPI, setiap tanggal 17 Januari di hari Ulang Tahun Beliau, kami (saya, Agus, dan Sri) selalu memberikan ’karangan bunga’ kepada Beliau, sebagaimana Pak Herudi sangat suka memberikan bunga sebagai ’bentuk atensi’ kepada orang lain untuk momen-momen tertentu.

Hampir setiap Beliau ulang tahun, kami (saya, Agus, dan Sri) diajak makan siang di suatu tempat makan, tidak jarang pula bersama Ibu Herudi dan putra-putra.

Kali ini saya memang belum sempat mencari waktu untuk memenuhi ajakan Beliau makan-makan bersama ’anak-anaknya’, sampai akhir hayat Beliau . . . dan sampai kapanpun . . . Takkan ada lagi makan-makan bersama Bapakku . . . . .

Ini hanya sekelumit kecil kenangan saya terhadap Pak Herudi.

Sebagai manusia biasa, seorang HERUDI KARTOWISASTRO (nyuwun sewu Bapak..!), tidak luput dari kesalahan, namun Allah mempunyai catatan berapa persen kesalahan dan berapa persen amal ibadah dan budi baik seorang Herudi Kartowisastro semasa hidupnya... Semoga Tuhan mengampuni segala dosa dan menerima amal kebaikan beliau.

Bagi saya pribadi yang telah sekian tahun membantu beliau, merasakan bahwa Pak Herudi telah meninggalkan GADING EMASnya demi bangsa Indonesia melalui LIPI yang dicintai sampai akhir hayat beliau . . . .

Bersama pesawat yang dicintainya, Pak Herudi Kartowisastro menghadap Sang Khalik

. . . . SELAMAT JALAN BAPAKKU . . . !!!