Monday, March 24, 2008

Sang Pelopor

Kawan-kawan,

Inna lilahi wa inna ilaihi rojiun.

Saya mengenal Pak Herudi Kertowisastro (alm) sejak tahun 1974.
Berikut catatan saya tentang perjuangan beliau:

1. Sebagai staf LIPI (d/h MIPI), alm HK juga membantu Jurusan Teknik Fisika sebagai pengajar dan pembimbing tugas akhir. Mata pelajaran yang senantiasa beliau pegang adalah Sistem Pengukuran dengan buku utama "Measurement Systems: Application and Design, oleh Ernest Doebelin". Walaupun sibuk dengan tugas-tugas di LIPI beliau menyempatkan mengajar dengan menyampaikan pengetahuan yang disarikan dari buku tersebut ditambah dengan berbagai pengalaman praktis.

2. Bersama beberapa dosen TF-ITB (d/h FT-ITB), khususnya Prof Arifin Wardiman (alm), Dr. Liem Han Gie (alm) dan Ir Rachmad Muhamad n.i, alm HK menjadi pelopor pendirian Lembaga Instrumentasi Nasional (LIN) LIPI. Alm HK adalah kepala LIN-LIPI pertama. Beberapa karya mereka diantaranya adalah meter air yang digunakan PDAM, laboratorium kalibrasi dan metrologiyang menjadi penunjuang sistem instrumentasi dan metrologi Indonesia. LIN kini telah berubah menjadi Pusat penelitian kalibrasi, instrumentasi dan metrologi, Puslit KIM LIPI

3. Dengan akumulasi pengetahuan dan pengalamannya, khususnya dalam sektor instrumentasi, kalibrasi dan metrologi, kemudian beliau berjuan dan menjadi pelopor tentang standarisasi di Indonesia dan kemudian mendirikan Badan Standarisasi Nasional yang walaupun dibawah LIPI/Ristek banyak berafilisasi pada Departemen perindustrian dan Departemen Perdagangan. SNI adalah karya BSN yang banyak kita kenal. Alm HK adalah Kepala pertama BSN,

4. Walau untuk kebanyakan pegawai negeri sipil dengan kompetensi riset, umur 60 tahuan adalah batas awal memasuki usia pensiun, namun alm HK yang memiliki passion dalam iptek tidak memilih pensiun namun kembali mempelopori Pusat Peraga Iptek bernanung dibawah Ristek yang bermitra dengan Taman Mini Indonesia Indah. PP-Iptek, dikelolanya langsung (lagi-lagi sebagai keapal pertama !) dengan pendekatan kemitraan pemerintah dengan swasta (alias Public Private Partnership) -. Dilingkungan Ristek, PP-Iptek adalah yang pertama berhasil mendapat kepercayaan dari
Departemen Keuangan sebagai sebuah Badan Layanan Umum (BLU) yaitu badan pemerintah yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan.

5. Alm HK juga memiliki hobi terbang. Layang gantung dan ultralight adalah dua jenis olahraga terbang yang dipelopori alm HK.

Dari sederetan kepeloporan yang alm HK lakukan dengan bangga saya menyebut alm HK sebagai sang pelopor !

Semoga ilmu yang alm HK ajarkan, pengetahuan dan pengalaman yang alm HK share pada kita, suri tauladan yang alm HK berikan dan karya-karya lain alm HK menjadi bekalnya menuju surga. Kabulkanlah ya Tuhan doa kami ini.

Amin

Saya cemburu (baca envy) pada alm HK... Iya meninggal dalam keadaan sehat dan sedang melakukan suatu kegiatan (baca TERBANG !) yang telah menjadi kegemarannya sejak muda. Flying and research are his passion.

Selamat jalan Pak HK,

KK

Dikutip dari milis IA-ITB berdasarkan tulisan Bapak Kusmayanto Kadiman

Saturday, March 22, 2008

Living life to the fullest

"He..Pi. Gimana rumah? nggak banjir kan? Si kecil-kecil gimana? Kerjaan kamu?"

Ah, itu yang biasa Papa tanyakan kalau menelepon. Seperti bisa diduga, jawaban saya hampir selalu sama.

"Banjir? Nggak tuh, Pa? Emang ada berita apa?" Atau " Alhamdulillah, anak-anak baik. Paling Caca giginya baru copot satu lagi" atau "Kerjaan? Ya gitu deh, Pa. Tapi lumayan, pelanggan CLEO makin banyak, dan rasanya tanggung jawab saya makin besar."

Seperti biasa pula, setelah ngobrol sebentar, Papa akan menyelesaikan pembicaraan dengan bilang, "Ya sudah kalau begitu. Kapan deh, kita ketemu. Daah..."

Percakapan yang biasa-biasa saja dan terjadi minimal dua hari sekali itu kini amat saya rindukan. Rasanya masih berharap telpon berdering dan terdengar suara Papa.."He...Pi". Meski 'biasa' tapi Papa nggak pernah absen bertanya, sekadar update dengan anak-anak dan cucunya.

Pagi itu, mendengar kabar Papa udah nggak ada, rasa nggak mau percaya, sedih, kesal, marah, kecewa, dan menyesal, campur aduk di hati. Baru empat tahun yang lalu saya kehilangan Ayah. Kini, saya harus kehilangan Papa. Buat saya, papa bukanlah mertua, tapi beliau adalah papa saya. Sikapnya yang selalu melindungi, dan tidak pernah membedakan antara menantu dan anak, membuat saya merasa dekat dengan beliau.

Papa adalah figur orang yang sangat sederhana. Beliau nggak pernah memanjakan anak-anaknya. Menurut beliau, seseorang harus bekerja keras untuk mendapatkan keinginannya. Meski kadang-kadang Papa memberikan kejutan-kejutan yang saya yakin itu adalah karena rasa sayangnya yang begitu besar pada kami.

Saya tahu, begitu banyak yang masih ingin beliau lakukan, naik haji, membuat pesawat baru, berkunjung ke rumah kami yang saat ini masih dibangun, melihat Dunia masuk SD, melihat Caca jadi juara kelas, menyaksikan saya dan Rivan sukses dalam pekerjaan, menikmati masa pensiun, dan masih banyak lagi.

Saya mungkin baru mengenal baik beliau sejak 10 tahun yang lalu, tapi begitu banyak kenangan tentang Papa yang terpatri di ingatan. Bahkan dari cerita-cerita yang saya dengar dari teman-teman hingga orang-orang yang beruntung pernah bekerja bersama beliau, Papa adalah orang yang santun, baik pada semua orang tanpa melihat jabatannya, sangat memperhatikan orang kecil, dan selalu bersemangat. Beliau juga selalu ingin melakukan sesuatu, dan tak pernah mempermasalahkan usianya yang sudah senja.

Selamat jalan Papa. Saya janji nggak akan mengecewakan Papa. Saya akan lebih mencintai pekerjaan saya seperti Papa yang begitu mencintai pekerjaan Papa. Saya juga berjanji akan selalu memperhatikan keluarga. Dan yang terakhir Pa, Saya juga amat bangga bisa menjadi bagian dari kehidupan Papa yang selalu Papa jalani dengan penuh semangat.

We love You Pa.......semoga Papa bahagia di sana bersama Allah SWT, Amien. Oh ya, salam sayang dari Caca dan Dunia.

Friday, March 21, 2008

Herudi dan Keluarga

Almarhum adalah seorang 'pakde' (sebutan kami untuk kakek) untuk 6 orang cucu dari 3 putra putrinya. Beliau selalu berusaha menyempatkan diri untuk berkumpul dengan keluarganya. Suami dari Sutantinah ini adalah anak ke 5 dari 8 bersaudara.

Tuesday, March 18, 2008

Farewell to our beloved father

Selamat jalan Papa...
We love u so much......